Bukan nya iri atau tidak terima dengan kemajuan teknologi. Tapi saya lebih menyayangkan akan hal ini. Dimana dulu, bahagia itu bisa sangat sederhana dan murah, namun sekarang rasa nya sukar untuk dibeli. Itu baru kemajuan di bidang teknologi. Belum lagi dengan kemajuan di bidang internet dan berbagai jenis social media yang terdapat di dalam nya. Sungguh ironis kalau kita mendengar orang bertengkar karena social media. Atau simple saja. Sepasang kekasih yang bertengkar hanya karena status yang dipasang di twitter atau facebook. Bukan kah harus nya social media membantu kita agar lebih mudah berkomunikasi? tapi mengapa malah membuat sesuatu menjadi sensitif untuk dibicarakan?
Menurut saya, kita orang-orang Indonesia yang kata nya sudah merdeka, belum paham betul arti dari suatu kemerdekaan. Kalau kita mengerti akan kemerdekaan, kita tidak mungkin bangun tidur langsung mengecek social media, tidak mungkin terjadi ribut-ribut di status, tidak mungkin termakan omongan atau gosip hanya karena melihat sesuatu di social media. Hal-hal seperti ini yang kadang membuat saya gerah. Terlalu banyak hal baru yang masuk ke dalam ruang lingkup hidup kita sehari-hari, namun tidak kita pilah-pilih dengan baik. Saya tidak bilang kalau saya tidak bersikap seperti itu. Saya akui ada beberapa sikap di atas yang saya lakukan. Tapi saya bersyukur karena saya masih bisa melihat dan keluar sejenak dari hal-hal tersebut.
Generasi zaman sekarang sudah tidak bisa dikontrol hanya dengan omongan orang tua. Disini, orang tua harus ikut andil dalam kehidupan anak-anak nya diluar rumah. Ya tidak perlu jadi protektif, tapi lebih menjadi teman untuk anak-anak nya berbagi cerita, baik itu cerita yang baik atau yang buruk. Sebisa mungkin jangan sampai ada yang anak-anak tutupi dari orang tua nya. Saya rasa, itu pendapat yang bisa saya sampaikan tentang sikap yang terjadi pada generasi ini. Sebetulnya belum cukup untuk membahas itu semua. Mungkin saya akan menulis perihal ini di episode yang kedua? Mungkin...
oh ya, mengapa saya memberi judul postingan ini 'meme generation' karena saya pernah membaca artikel di suatu majalah yang menamai sikap-sikap tersebut sebagai sikap dari 'meme generation'.
No comments:
Post a Comment